An Angel Without Wings
Berbicara mengenai
cinta, ada sesosok wanita dalam hidup saya ini yang begitu sangat mencintaiku
dengan sepenuh hatinya, bahkan sangat mencintaiku lebih dari ia mencintai
dirinya sendiri. Iya, tentu saja dia adalah ibuku. Bagaimana tidak, ia bahkan
rela mempertaruhkan nyawanya demi melahirkanku, melahirkanku agar aku bisa
melihat dunia yang begitu indah ini, bahkan rela memberikan segalanya apa yang
aku inginkan agar melihat senyum manis yang terukir indah dari bibirku.
Ibu yang rela mempertaruhkan
nyawanya agar aku bisa dilahirkan didunia ini. Dia juga yang rela mengorbankan
apa saja yang beliau miliki demi kebahagianku. Pernah terbesit dihatiku,
bagaimana bisa beliau dengan relanya mengandungku selama sembilan bulan bahkan
mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkanku, bagaiamana bisa beliau sebegitu
sabarnya mengurusku sedari aku ia lahirkan sampai seperti sekarang ini, bahkan
bagaimana bisa mengorbankan segalanya yang ia miliki demi kebahagianku.
Jika di ingat
kembali, betapa sabarnya beliau dalam menjagaku sejak bayi sampai sekarang.
Ketika masih bayi, ia bahkan dengan sepenuh hatinya merawatku dan rela terjaga
ketika aku terbangun dari tidurku dan menangis. Tangan hangatnya dengan penuh
kasih sayang membelaiku agar bisa berhenti dari tangisku. Bahkan, tangisan
nakal dari bibirku itu takkan pernah jadi deritanya.
Bahagiaku syurga
baginya, dan deritaku serasa pilu baginya. Begitulah yang mungkin dirasakan
oleh ibu dalam menjaga dan merawatku seperti ini. Jikalah diingat jasa ibu, aku
pasti tidak sanggup untuk membalas semuanya. Tapi ternyata, ibu tidak
mengharapkan balasan apapun dariku atas semua yang telah beliau berikan.
Sekarang aku tau pasti kenapa kasih ibu kepadaku itu hanya memberi dan tak
harap kembali. Karena, andai saja segala kasih sayang ia berikan itu mengharapkan
kembalian, sudah pasti aku tidak akan bisa dan tak akan pernah bisa untuk
mengembalikan itu semua. Namun, ibu tak pernah mengharapkan imbalan apapun
dariku, dengan kebahagianku saja sudah sangat lebih dari cukup membuatnya untuk
bahagia.
Ketika aku menangis,
tangan hangat ibulah yang dengan senang hati menjadi tisu untuk menghapus air
mataku yang mengalir. Ketika aku lelah, ibu selalu dengan rela menyediakanku
bahu agar aku bisa bersandar sejenak. Ketika aku sakit, ibulah yang menjadi
dokter dan yang selalu merawatku dengan sepenuh hatinya. Dan bahkan ketika aku
menyerah untuk menjalani kehidupan, ia jugalah yang selalu membuatku bangkit
dari kata-kata menyerah itu.
Jika dibilang
pahlawan, ibu bahkan bagiku lebih dari sekedar seorang pahlawan. Bagaimana
tidak, jasa dan pengorbanan serta kasih sayang yang ia berikan kepadaku tak
terhingga sepanjang masa. Sepanjang hidupnya ia akan selalu dengan rela dan
senang hati untuk memberikan kasih sayangnya itu. Berbahagialah kita yang masih
bisa merasakan kasih sayang seorang ibu, karena berkat kasih sayangnya itulah
yang mengantarkan kita seperti sekarang ini.
Sebagai seorang anak,
betapa jahatnya aku yang tak pernah memikirkan hal demikian. Terkadang aku
bahkan sering sekali membuat ibu kecewa karenaku, tidak sedikit saja aku telah
membuat hatinya tergores dan terluka. Bahkan, aku sering sekali membuat hatinya
terpukul karena kenakalanku. Tapi apa ? ibu tetap saja dengan ikhlas
membimbingku, ibu juga yang dengan senantiasa selalu memberikanku yang terbaik.
Bahkan terlebih dari itu, ibu selalu menyebut namaku di setiap doanya yang ia
panjatkan kepada tuhan.
Ya allah, mungkin aku
tidak bisa berbuat lebih, tapi aku hanya bisa terus dan terus memanjatkan doa
kepadamu. Aku hanya menginginkan jadikanlah ibuku sebagai hamba yang kau
sayangi disisimu bagaimana layaknya inu selalu menyayangiku dan selalu ada
disisiku.
Mungkin sekarang jarak
dan keadaan memisahkan kita, dari kejauhan ini aku hanya bisa mendoakan yang terbaik
buat ibu disana. Terima kasih ibu juga selalu mendoakanku, dan bahkan setiap
langkahku diiringi dengan doa-doa yang ibu panjatkan. Lewat surat ini aku
sampaikan bahwa aku sangat-sangat mencintai ibu, maafkan aku yang masih belum
bisa membahagiakan ibu dan aku harap ibu takkan pernah berhenti untuk terus
menyebutku dalam setiap doa-doamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar