Sabtu, 23 April 2016

An Angel Without Wings
Berbicara mengenai cinta, ada sesosok wanita dalam hidup saya ini yang begitu sangat mencintaiku dengan sepenuh hatinya, bahkan sangat mencintaiku lebih dari ia mencintai dirinya sendiri. Iya, tentu saja dia adalah ibuku. Bagaimana tidak, ia bahkan rela mempertaruhkan nyawanya demi melahirkanku, melahirkanku agar aku bisa melihat dunia yang begitu indah ini, bahkan rela memberikan segalanya apa yang aku inginkan agar melihat senyum manis yang terukir indah dari bibirku.
Ibu yang rela mempertaruhkan nyawanya agar aku bisa dilahirkan didunia ini. Dia juga yang rela mengorbankan apa saja yang beliau miliki demi kebahagianku. Pernah terbesit dihatiku, bagaimana bisa beliau dengan relanya mengandungku selama sembilan bulan bahkan mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkanku, bagaiamana bisa beliau sebegitu sabarnya mengurusku sedari aku ia lahirkan sampai seperti sekarang ini, bahkan bagaimana bisa mengorbankan segalanya yang ia miliki demi kebahagianku.
Jika di ingat kembali, betapa sabarnya beliau dalam menjagaku sejak bayi sampai sekarang. Ketika masih bayi, ia bahkan dengan sepenuh hatinya merawatku dan rela terjaga ketika aku terbangun dari tidurku dan menangis. Tangan hangatnya dengan penuh kasih sayang membelaiku agar bisa berhenti dari tangisku. Bahkan, tangisan nakal dari bibirku itu takkan pernah jadi deritanya.
Bahagiaku syurga baginya, dan deritaku serasa pilu baginya. Begitulah yang mungkin dirasakan oleh ibu dalam menjaga dan merawatku seperti ini. Jikalah diingat jasa ibu, aku pasti tidak sanggup untuk membalas semuanya. Tapi ternyata, ibu tidak mengharapkan balasan apapun dariku atas semua yang telah beliau berikan. Sekarang aku tau pasti kenapa kasih ibu kepadaku itu hanya memberi dan tak harap kembali. Karena, andai saja segala kasih sayang ia berikan itu mengharapkan kembalian, sudah pasti aku tidak akan bisa dan tak akan pernah bisa untuk mengembalikan itu semua. Namun, ibu tak pernah mengharapkan imbalan apapun dariku, dengan kebahagianku saja sudah sangat lebih dari cukup membuatnya untuk bahagia.
Ketika aku menangis, tangan hangat ibulah yang dengan senang hati menjadi tisu untuk menghapus air mataku yang mengalir. Ketika aku lelah, ibu selalu dengan rela menyediakanku bahu agar aku bisa bersandar sejenak. Ketika aku sakit, ibulah yang menjadi dokter dan yang selalu merawatku dengan sepenuh hatinya. Dan bahkan ketika aku menyerah untuk menjalani kehidupan, ia jugalah yang selalu membuatku bangkit dari kata-kata menyerah itu.
Jika dibilang pahlawan, ibu bahkan bagiku lebih dari sekedar seorang pahlawan. Bagaimana tidak, jasa dan pengorbanan serta kasih sayang yang ia berikan kepadaku tak terhingga sepanjang masa. Sepanjang hidupnya ia akan selalu dengan rela dan senang hati untuk memberikan kasih sayangnya itu. Berbahagialah kita yang masih bisa merasakan kasih sayang seorang ibu, karena berkat kasih sayangnya itulah yang mengantarkan kita seperti sekarang ini.
Sebagai seorang anak, betapa jahatnya aku yang tak pernah memikirkan hal demikian. Terkadang aku bahkan sering sekali membuat ibu kecewa karenaku, tidak sedikit saja aku telah membuat hatinya tergores dan terluka. Bahkan, aku sering sekali membuat hatinya terpukul karena kenakalanku. Tapi apa ? ibu tetap saja dengan ikhlas membimbingku, ibu juga yang dengan senantiasa selalu memberikanku yang terbaik. Bahkan terlebih dari itu, ibu selalu menyebut namaku di setiap doanya yang ia panjatkan kepada tuhan.
Ya allah, mungkin aku tidak bisa berbuat lebih, tapi aku hanya bisa terus dan terus memanjatkan doa kepadamu. Aku hanya menginginkan jadikanlah ibuku sebagai hamba yang kau sayangi disisimu bagaimana layaknya inu selalu menyayangiku dan selalu ada disisiku.
Mungkin sekarang jarak dan keadaan memisahkan kita, dari kejauhan ini aku hanya bisa mendoakan yang terbaik buat ibu disana. Terima kasih ibu juga selalu mendoakanku, dan bahkan setiap langkahku diiringi dengan doa-doa yang ibu panjatkan. Lewat surat ini aku sampaikan bahwa aku sangat-sangat mencintai ibu, maafkan aku yang masih belum bisa membahagiakan ibu dan aku harap ibu takkan pernah berhenti untuk terus menyebutku dalam setiap doa-doamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar